KLASIFIKASI ARUS KAS



Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan  pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
Menurut Hery (2016:88), dalam laporan arus kas, penerimaan dan pembayaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan.
1.      Arus Kas dari Aktivitas OPerasi
Arus kas yang paling utama dari perusahaan adalah terkait dari aktivitas operasi. Ada dua metode yang dapat digunakan di dalam menghitung dan melaporkan jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi, yaitu:
a.       Metode langsung
Metode langsung (atau disebut juga metode laporan laba rugi) pada hakekatnya adalah menguji kembali setiap item (komponen) laba rugi denga  tujuan untuk melaporkan berapa besar kas yang di terima atau yang dibayarkan terkait dengan setiap komponen dari laporan laba rugi tersebut.
b.      Metode tidak langsung
Metode tidak langsung (atau disebut juga metode Rekonsiliasi) di mulai dari angka laba/rugi bersih sebagaimana yang dilaporkan dalam laporan laba/rugi  dan menyesuaikan besarnya laba/rugi bersih tersebut (yang diukur atas dasar akrual) dengan item-item yang tidak mempengaruhi arus kas. Dengan kata lain,besarnya laba/rugi bersih sebagai hasil dari akuntansi akrual akan di sesuaikan (direkonsiliasi) untuk menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi.
2.      Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas Yang termasuk sebagai aktivitas investasi adalah membeli atau menjual tanah, bangunan dan peralatan. Disamping itu, aktivitas investasi juga meliputi pembelian intrumen keuangan yang bukan untuk tujuan  perdagangan (non treding securities), penjualan segmen bisnis, dan pemberian pinjaman kepada entitas lain, termasuk penagihannya. Pelaporan arus kas investasi tidak di pengaruhi oleh metode langsung dan metode tidak langung.
3.      Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Arus kas pembiayaan meliputi transaksi-transaksi yang dimana kas diperoleh atau dibayarkan kembali kepada pemilik dana (investor) dan kreditor. Pelaporan arus kas dari aktivitas pembiayaan tidak di pengaruhi oleh metode langsung dan metode tidak langsung. Jika arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan lebih besar di banding dengan arus kas keluarnya, arus kas bersih yang di hasilkan oleh aktivitas pembiayaan akan dilaporkan. Dan sebaliknya, jika arus kas masuk dari aktivitas pembiayaan lebih kecil dibandingkan dengan arus kas keluarnya, maka arus kas bersih yang di gunakan dalam aktivitas pembiayaan dilaporkan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2015:258) menyatakan bahwa : Dalam penyajiannya laporan arus kas ini memisahkan transaksi arus kas dalam tiga kategori yaitu :
1.      Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan operasional
2.      Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan investasi
3.      Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan keuangan/pembiayaan.
Adapun penjelasan dari ketiga penggolongan arus kas tersebut sebagai berikut:
1.      Kegiatan  Operasional (Operating Activity)
Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba/rugi dikelompokkan dalam golongan ini. Demikian arus kas yang berasal dari kegiatan operasional:
I.                   Arus kas masuk
c.       Penerimaan dari langganan/konsumen
d.      Penerimaan dari piutang bunga
e.       Penerimaan deviden
f.       Penerimaan refund dari supplier
II.                Arus kas keluar
a.       Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual
b.      Bunga yang dibayar atas utang perusahaan
c.       Pembayaran pajak penghasilan
d.      Pembayaran gaji
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi ini merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya, perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan ekstern.
2.      Kegiatan investasi ( Investing Activity)
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya misalkan dari hasil atau penjualan
I.    Arus kas masuk
a.       Penjualan aktiva tetap
b.      Penjualan surat berharga yang berupa investasi
c.       Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini kegiatan investasi)
d.      Penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan)
II. Arus kas keluar
a.       Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap
b.      Pembelian investasi jangka panjang
c.       Pemberian pinjaman pada pihak lain
d.      Pembayaran untuk aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten  (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional)
Arus kas dari aktivitas investasi ini harus diungkap terpisah, karena arus kas ini mencerminkan pemerimaaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
3. Kegiatan Pendanaan/ Pembiayaan (Financing Activity)
Aru kas kegiatan pembiayaan menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk membiayai perusahaan termasuk operasinya. Dalam kategori ini, arus kas masuk merupakan kegiatan  mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan. Arus kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan. Arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik dan kreditor atas dana yang diberikan sebelumnya
I.    Arus kas masuk
a.       Pengeluaran saham
b.      Pengeluaran wesel
c.       Penjualan obligasi
d.      Pengeluaran surat hutang hipotik, dan lain-lain
II.    Arus kas keluar
a.       Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik
b.      Pembelian saham pemilik (treasury stock)
c.       Pembayaran hutang pokok dana yang dipinjam (tidak termasuk bunga karena dianggap kegiatan operasi)
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahan untuk menggunakan arus kas tersebut. Pelaporan kenaikan dan penurunan bersih kas berguna karena para investor, kreditor dan pihak lainnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas.

Comments