BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Pasar modal merupakan
wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan wadah investasi bagi pemodal untuk
memberikan jasanya telah menjembatani hubungan antara pemilik modal(investor)
dengan pencari dana yaitu emiten (perusahaan go publik). Global ekonomi yang
bersifat fluktuatif menjadikan informasi keuangan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan bagi pihak luar (Investor, Creditor dan calon Creditor)
memiliki peran sebagai dasar pertimbangan apakah investasi yang akan dilakukan
dapat memberi keuntungan seperti yang di harapkan selain mengamati pergerakan
saham.
PT. GUDANG GARAM tbk (PERSEROAN) yang semula
bernama perusahaan rokok TJAP “ Gudang Garam” Kediri , perseroan adalah
kelanjutan dari perusahaan perorangan yang didirikan tahun 1958, pada tahun
1969 berubah status menjadi firma dan pada tahun 1971 menjadi perseroan
terbatas. Operasi komersial di mulai tahun 1958. Perseroan berdomisili di
Indonesia dengan kantor pusat di jl.Semampir II/1,Kediri. Jawa Timur serta
memiliki pabrik yang berlokasi di Kediri, Gempol, Karanganyar dan
Sumenep.perseroan juga memiliki kantor perwakilan yaitu kantor perwakilan di
jl.Jendral A, Yani 79, Jakarta dan kantor perwakilan Surabaya di jl.Pengenal
7-15, Surabaya, Jawa Timur.
Dengan izin Menteri Keuangan No.
SI-126/SHM/ KMK.10/1990 tanggal 17 Juli 1990, Perseroan telah melakukan
penawaran umum kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 57.807.800 saham
dengan nominal Rp 1.000 (rupiah penuh) per saham.
Dengan surat PT Bursa Efek Surabaya
No. 372/D-129/BES/VIII/90 tanggal 21 Agustus 1990 telah disetujui untuk
dicatatkan di Bursa Efek Surabaya (“BES”) sebanyak 96.204.400 saham Perseroan
sejak 27 Agustus 1990. Dengan surat PT Bursa Efek Jakarta No. S-204/BEJ/VI/92
tanggal 24 Juni 1992, telah disetujui untuk dicatatkan di Bursa Efek Jakarta
(“BEJ”) sejumlah saham yang sama. Dengan surat PT Bursa Efek Surabaya No.
48/EMT/LIST/BES/V/94 tanggal
26 Mei 1994 dan surat PT Bursa Efek
Jakarta No. S- 359/BEJ.I.1/V/1994 tanggal 27 Mei 1994 telah dicatatkan lagi
sejumlah 384.817.600 saham Perseroan di kedua Bursa tersebut sehingga seluruh
saham Perseroan yang beredar saat itu telah dicatatkan, yaitu 481.022.000
saham.
Dalam tahun 1996 telah dilakukan
pemecahan nilai nominal saham (“stock split”) dari Rp 1.000 (rupiah
penuh) menjadi Rp 500 (rupiah penuh) per saham dan pengeluaran satu saham bonus
untuk setiap saham yang beredar sehingga jumlah saham beredar bertambah dari
481.022.000 menjadi 1.924.088.000. Dengan surat PT Bursa Efek Jakarta No. S-
039/ BEJ.I.2/0596 tanggal 24 Mei 1996 dan surat PT Bursa Efek Surabaya No.
31/EMT/LIST/BES/V/96 tanggal 27 Mei 1996 seluruh saham Perseroan yang beredar,
yaitu sebanyak 1.924.088.000 saham, telah dicatatkan di kedua Bursa tersebut.
Terhitung sejak tanggal 30 Nopember
2007, BES telah efektif digabung ke dalam BEJ dan selanjutnya BEJ berubah nama
menjadi PT Bursa Efek Indonesia.
Sesuai dengan surat PT Bursa Efek
Surabaya No. JKT- 026/LIST-EMITEN/BES/XI/2007 tanggal 30 Nopember 2007 saham
Perseroan yang sebelumnya tercatat di BES dan BEJ sebanyak 1.924.088.000 saham,
efektif tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia terhitung sejak
tanggal 3 desember 2007.
Dalam bulan Juni 2013, PT Surya
Madistrindo meningkatkan kepemilikannya di PT Surya Mandala Perkasa dengan
membeli saham dari pemegang saham nonpengendali. Jumlah yang dibayarkan untuk
membeli saham tersebut adalah Rp 1.399 juta.
Berdasarkan akte notaris H. Harjono
Moekiran SH tanggal 16 Januari 2013 No. 75, PT Surya Ayammas Perkasa merger
dengan PT Surya Madistrindo, dimana PT Surya Madistrindo sebagai entitas yang
bertahan dan PT Surya Ayammas Perkasa bubar demi hukum tanpa harus melalui
proses likuidasi. Dan pada Per akhir Maret 2014, Perseroan dan entitas anak
mempekerjakan 42.761 karyawan.
Namun pada ahir mei 2014 PT. GUDANG
GARAM tbk mengurangi jumlah pegawai untuk efesiensi akibat terkendala pengetatan
regulasi konsumsi rokok dan tingginya
tarif cukai. Perusahaan telah menyosialisasikan program pension dini sejak awal
oktober dan sudah ad 2.088 karyawan yang
mengikuti program tersebut. Kebijakan ini diambil mengantisipasi situasi yang
lebih buruk terjadi kerena pada saat ini
pangsa pasar sudah mulai menurun . Dalam
hal ini perluanya pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap kinerja keuangan
dan kinerja operasional perusahaan karena Tujuan utama investor dalam melakukan
investasi adalah untuk memperoleh return (keuntungan) saham yang sangat
tinggi.Niswatin(2010) mengatakan bahwa para pemegang saham dan calon pemegang
saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan , baik sekarang maupun
kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu
sangat penting bagi para investor untuk mengetahui setiap informasi laporan
keuangan perusahaan investee.
Penggunaan informasi
keuangan melalui laporan keuangan sebagai hasil dari sebuah proses akuntansi
dalam perusahaan merupakan suatu informasi yang penting dalam menganalisis
keuntungan investasi dalam jangka panjang. Melalui analisis informasi laporan
keuangan ini investor akan dapat menilai kemampuan profitabilitas perusahaan,
kualitas kinerja manajemen, serta prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih
banyak informasi yang terdapat dalam suatu laporan keuangan. Analisis laporan
keuangan merupakan penguraian pos-pos laporan keuangan sehingga menjadi output
yang menghasilkan beberapa informasi laporan keuangan dalam siklus akuntansi
seperti rugi laba, perubahan ekuitas, neraca dan arus kas. Informasi tersebut
baik kuantitatif maupun kualitatif adalah bertujuan untuk mengtahui lebih
lanjut mengenai kondisi kuangan suatu perusahaan. Bagi analis keuangan, laporan
keuangan merupakan suatu alat penting dalam menganalisi rasio keuangan untuk
memprediksi keuntungan investasi dan sebagai alat untuk meghitung rasio
keuangan suatu perusahaan.dengan demikian di perlukan analisis laporan keuangan
tersebut dengan penilaian dan perhitungan tertentu yang nantinya akan di
dapatkan apakah analisis tersebut mempunyai pengaruh yang cukup signifikan
dalam memutuskan alternatif informasi dalam waktu yang cukup panjang.
Cara untuk mengetahui
informasi return saham lebih spesifik adalah dengan melakukan analisis rasio
keuangan. Ada dua rasio keuangan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
rasio perofitabilitas dan solvabilitas. Karena kedua rasio ini dianggap paling
mampu dalam menggambarkan kondisi keuangan yang sebenarnya. Rasio
profitabilitas mampu mengukur efesiansi penggunaan aktiva perusahaan dan
memberi gambaran tetang efektivitas pengeloaan perusahaan. hal ini ditunjukkan
oleh laba yang di hasilkan dari penjualan dan pendapatan dari investasi
perusahaan . penngunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan neraca dan laporan laba rugi yaitu dengan net profit margin (NPM)
return on equity (ROE),dan return on investment (ROI).
Rasio solvabilitas
merupakan rasio yang mampu mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek apabila perusahaan di
bubarkan (dilikuidasi). Rasio solvabilitas yang di gunakan dalam penelitian
terhadap PT. GUDANG GARAM tbk dan ANAK PRUSAHAAN adalah debt to equity rasio
(DER) dan debt to total asset (DTA)
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah
penelitian ini adalah
1.
Bagaimana pengaruh profitabilitas dan
solvabilitas terhadap return saham
2.
Bagaimana pengaruh profitabilitas
terhadap solvabilitas
3.
Bagaimana pengaruh profitabilitas
terhadap return saham
4.
Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap
return saham
1.3 TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh secara
parsial dan simultan rasio keuangan profitabilitas yang meliputi Net Profit
Income (NPM), Return On Invesment (ROI),
Return On Equity (ROE) dan rasio keuangan solvabilitas yang meliputi Debt to Equity Ratio (DER), debt to total
asset (DTA) terhadap return saham pada PT. GUDANG GARAM tbk dan ANAK PERUSAHAAN yang terdaftar
di bursa efek Indonesia.
1.4 MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagi penulis dan pembaca yaitu
dapat menjadi sarana untuk mengembangkan aspek wawasan ilmu pengetahuan dan
aspek terkait dengan penelitian ini.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep Variabel
INVESTASI DAN PASAR MODAL
Pasar modal(capital market) merupakan pasar untuk
berbangai instrument keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan baik
surat utang (obligas), saham, reksadana , instrument derivative maupun
instrument lainnya (www.idx.co.id).
Investasi dapat di lakukan oleh individu maupn badan
usaha (termasuk lembaga perbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi
dapat dilakukan baik di pasa uang maupun di pasar modal ataupun di tempatkan
sebagai kredit pada masyarakat yang membutuhkan (taswan dan sholiha 2002:168)
SAHAM
Saham (stock) dapat di definisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan . dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan,
klaim atas asset perusahaan dan berhak hadir dalam rapat umum pemegang saham (www.idx.co.id)
Menurut Riyanto (2001:240) saham adalah tanda bukti
pengambilan bagian atau peserta dalam suatu peseroan terbatas (PT). Jadi dapat
dijelaskan bahwa saham adalah surat bukti keikutsertaan dalam permodalan
perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan, hal ini berarti
kalau seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik perusahaan
tersebut, dimana proporsi kepemilikanya sesuai dengan jumlah kepemilikan saham
yang dipunya oleh pemegang saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut. Menurut Riyanto (2008:241) jenis-jenis saham
adalah sebagai berikut:
1. Saham Biasa (Common
Stock)
Pemegang saham akan mendapat keuntungan pada akhir tahun
pembukuan apabila perusahaan tersebut mendapat keuntungan.
2. Saham Preferen (Preferred
Stock)
Saham preferen memiliki keistimewaan tertentu dibanding dengan
saham biasa. Dalam saham preferen pemegang saham dapat mengambil dividen
terlebih dahulu dan selebihnya baru disediakan untuk pemegang saham biasa dan
apabila perusahaan dilikuidasi pembagian kekayaan saham preferen didahulukan
daripada saham biasa.
3. Saham Kumulatif Preferen (Cummulative Preferred Stock)
Saham preferen kumulatif ini pada dasarnya sama dengan saham
preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham
preferen kumulatif. Dalam kumulatif saham preferen ini apabila perusahaan
mengalami kerugian dan tidak mendapat dividen, maka dividen itu dapat diminta
pada saat perusahaan itu mendapatkan keuntungan.
RETURN SAHAM
Return saham
adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
dilakukannya (Ang, 1997). Return saham
diperoleh dari selisih kenaikan (capital
gains) atau selisih penurunan (capital
loss) selama periode tertentu. Return
yang diterima oleh seorang pemodal tergantung dari instrumen investasi
yang dibelinya atau ditransaksikan. Return
sendiri merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return
yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini digunakan sebagai salah
satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return
realisasi juga dipakai sebagai dasar return ekspektasi dan risiko di masa datang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
investor di masa mendatang (Ang, 1997). Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya telah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum
terjadi. Return tersebut
memiliki dua komponen yaitu current
income dan capital gain.
Bentuk dari current income berupa
keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja
fundamental perusahaan. Sedangkan capital
gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual
dan harga beli saham. Besarnya capital
gain suatu saham akan positif, bilamana harga jual dari saham yang
dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. Return ini dapat dihitung dengan perkalian masing-masing masa
depan (outcome) dengan
probabilitas terjadinya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.
Pengukuran return saham
tersebut diatas menggunakan model rata-rata tertimbang atas tingkat
pengembalian yang diharapkan.
Rt = Pt – Pt-1
Pt-1
Keterangan:
Rt = Return saham pada periode ke-t
Pt = Harga saham periode pengamatan
Pt-1 = Harga saham periode sebelum pengamatan
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan (financial statement) merupakan
ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan
terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan (Wahyuni peni padan.2012).
Menurut Drs. S. munawwir, Akt di dalam bukunya yang berjudul
analisa laporan keuangan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat di gunakan sebagai alat untuk berkomunikasi anatara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak- pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. di dalam buku
ini di sebutkan bahwa menurut pernyataan Myer dalam buku Financial statement
analisy mengatakan bahwa yang di maksud laporan keuangan adalah dua daftar yang
di susun oleh akuntan pada ahir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar
itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba.
Pada waktu ahir-ahir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untu
menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak di
bagiakn (laba yang di tahan). Dan dalam prisip-prinsip akuntansi Indonesia
(IKATAN AKUNTANSI INDONESIA, Jakarta 1974) dikatakan bahwa laporan keuangan
ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang
di muat dalam lampiran –lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan
dana- dana. Untuk perusahaan besar yang banyak pemegang sahamnya , maka
disamping laporan keuangan (finansil) termaksud diatas sebaiknya ditambah
keterangan-keterangan tentang:
-kondisi dan factor-faktor ekonomi yang mempengaruhi;
-uasaha-uasaha yang lalu, sekarang maupun yang akan datang;
-luasnya produksi;
-kebijakan-kebijakan perusahaan;
-penelitian dan pengembangan;
-marketing dan advertising;
-rencana-rencana dalam belanja modal dan pembelanjaan di
masa-masa yang akan datang;
-kebijaksanaan mengenai deviden dan sebagainya;
SOLVABILITAS
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.suatu perusahaan dikatakan
solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup
untuk membayar smua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak
cukup atau lebih kecil dari jumlah hutangnya, maka perusahaan tersebut dalam
keadaan insolvable(drs.s munawwir )
Debt to Equity
Ratio
Rasio solvabilitas dalam penelitian
ini diukur dalam skala rasio yaitu Debt
to Equity Ratio (DER). Ratio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan
tergantung kepada dana para kreditur dibandingkan dana yang disediakan pemilik.
Pada umumnya, kreditur atau calon kreditur memerlukan informasi berapa dana
para pemilik sebagai dasar menentukan tingkat keamanaan kreditur. Rasio ini
menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap
total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan bahwa struktur modal
lebih banyak memanfaatkan hutang dibandingkan dengan modal sendiri. Hal ini
yang nantinya akan menurunkan minat investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan karena investor tidak ingin menanggung risiko yang besar karena
perusahaan mempunyai tanggungan hutang yang besar, dan akhirnya akan menurunkan
harga saham yang nantinya akan berimbas pada menurunnya return yang diterima oleeh para pemegang saham (nova yunita).
Debt to total asset
Rasio debt to total asset merupakan rasio perbandingan antara
hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah seluruh aktiva di ketahui. Rasio ini menunjukkan
berapa bagian dari dari keseluruhan aktiva yang di belanjai hutang . rasio ini
dapat di hitung melalui rumus yaitu:
Total debt to total
asset ratio= total hutan (van
horne 2005:234). This ratio shows the percentage of assets that are being
financed by creditors (instead of business owners). General no more than 50% of
business’ asset should be financed by debt. It is computed dividing total debt
by total assets. The degree of leverage of the companies is indicated by this
ratio. The higher the percentage of debt to total aasets, the greater the risk
that the business my be unable to meet its maturing obligation and vice versa
is also true(Nyabwanga,
Robert Nyamao 2013)
PROFITABILITAS
Menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama
periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan di ukur dengan kesuksesan
perusahaan dan kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif ,
dengan demikian profitabilitas perusahaan dapat di ketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang di peroleh dalam suatu periode dengan jumlah
aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut (drs. S. munawwir )
Net Profit Margin
Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba
setelah pajak (EAT) dengan penjualan. Net
Profit Margin (NPM) termasuk dalam salah satu rasio profitabilitas.
Rasio ini digunakan untuk mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap
penjualan. Rasio ini memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham
sebagai presentase dari penjualan. Net
Profit Margin juga digunakan untuk mengukur seluruh efisiensi, baik
prodksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen
pajak (Prastowo, 1995). Semakin tinggi rasio Net Profit Margin (NPM) berarti laba yang dihasilkan oleh
perusahaan juga semakin besar maka akan menarik minat investor untuk melakukan
transaksi dengan perusahaan yang bersangkutan. Karena secara teori jika
kemampuan emiten dalam menghasilkan laba semakin besar maka harga saham
perusahaan di pasar modal juga akan mengalami peningkatan yang nantinya akan berimbas
pada return yang meningkat untuk para pemegang saham.
Net profit margin it is measure the relationship between net
operating profit and sales of a firm. It is computed by using the following
formula:
Net operating profit *100
Net
proit margin= sales
It indicated the
effiency of management to operate the firm successfully in relation to earned revenues and all types of costs associated with it a
reasonable level ao risk and uncertainty. The hight net profit ensures good
return to the owners and enables an company to maintain its survival stability
in adverse economic condition like declining selling price, rising cost of
production , falling demand etc. a rea;ittively low net ratio gives the
opposite picture. However, a company with
a low net profit margin may earn a high rate of return on its investment
if it has a high inventory turnover (Nyabwanga, Robert Nyamao
2013)
Return On Equity Return on equity (ROE) merupakan
rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan,
khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan. Return on equity (ROE) untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba atas modalnya sendiri. Menurut Harahap (2001) dalam Rinati
(2008) ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi
para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen
memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen.
Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin
besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan
indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga
investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan
harga pasar saham cenderung naik.
Return On Investment (ROI)
Return on investment atau
pengembalian investasi, bahwa di beberapa referensi lainnya rasio ini juga
ditulis dengan return on total asset (ROA).
ROA ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Investasi tersebut
sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan (Fahmi,
2012, h.98). return on asset it is an overall measure of profitability. It is
comuted by dividind net income by average assets. The return o asset must be
positive and some authors consider the standard figure of ROA 10%-12%.
ROA=
net profit after taxes *100 ()
Average total assets
2.2 tinjauan penelitian
terdahulu
PENELITI DAN TAHUN
|
VARIABLE PENELITIAN
|
HASIL PENELITIAN
|
Raharjo (2006)
|
ROE dan PBV
|
Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh signifikan terhadap
Return Saham. Sedangkan Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Return Saham.
|
Basuki (2006)
|
ROA ROE DAN PBV
|
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Price to
Book Value (PBV) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return
Saham.
|
Ary Kurniawan (2011)
|
ROI ROE NPM dan EPS
|
Return On Invesment (ROI) mempunyai pengaruh terhadap Return
Saham, Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh terhadap Return Saham, Net
Profit Margin (NPM) mempunyai pengaruh terhadap Return Saham, Earning Per
Share (EPS) mempunyai pengaruh terhadap Return Saham,
|
Astria Novita (-)
|
DER DTA ROI dan ROE
|
Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Return Saham, debt to total asset (DTA) tidak berpengaruh
terhadap return saham, Return On Invesment (ROI) mempunyai pengaruh terhadap
Return Saham, , Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh terhadap Return
Saham.
|
Wahyuni Peni Padan (2012)
|
PBV PER dan DER
|
Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan
Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return
saham.
|
Comments
Post a Comment